BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Untuk
mempelajari teori organisasi human relations terlebih dahulu kita harus
mengetahui makna atau definisi dari organisasi itu sendiri. Organisasi berasal
dari istilah yunani “organon” dan istilah laitn “orgamim” yang berarti alat,
bagian, anggota atau badan.
Dari beberapa uraian diatas dapat
diambil sebuah pengertian yang lebih kongkret dan mudah untuk dipahami, yaitu :
“organisasi ialah suatu lembaga atau badan yang memiliki proses terstruktur
untuk mencapai suatu tujuan bersama”.
Secara garis besar organisasi memiliki tiga unsur, yaitu :
1. Adanya sekelompok orang
(perserikatan).
2. Antar hubungan terjadi dalam suatu
kerjasama.
3. Kerjasama didasarkan atas hak,
kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan
Teori organisasi Human Relations
dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan
pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai
bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori Human relations dimulai dengan
inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.
Percobaan-percobaan
ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan
teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori human relations Pada
akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok
kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.. Dengan kata lain
teori human relations mendefinisikan organisasi sebagai sekelompok orang yang
saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Mengetahui teori-teori organisasi
human relation
2.Mengetahui pengertian human
relation dalam arti luas/sempit
3.Mengetahui ruang lingkup teori
organisasi human relation
4.Bagaimanakah kunci aktivitas human
relation…?
BAB 11
PEMBAHASAN
A.
TEORI ORGANISASI HUMAN RELATIONS
Teori Organisasi Human Relations dari uraian dan penjabaran mengenai
pengertian dan munculnya teori human relations, maka kita dapat mengetahui
karakteristik tentang teori human relations itu sendiri, yaitu :
Teori Organisasi human relations
mendekati organisasi sebagai kelompok orang dengan tujuan bersama.
Teori Organisasi human relations
berkembang dengan pembenahan Teori Organisasi Klasik berdasar percobaan
Hawthorne yang memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka di mana segmen
teknis dan manusiawi saling berkaitan dengan erat dan sikap karyawan merupakan
faktor yang penting bagi peningkatan produktivitas.
Pembenahan
meliputi aspek pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur
organisasi, serta rentang kendali.
Teori Organisasi human relations
memahami adanya organisasi “informal” yang muncul karena faktor lokasi, jenis
pekerjaan, minat dan masalah khusus (vested)
Teori
organisasi human relation disebut juga teori hubungan kemanusiaan, teori
hubungan antar
manusia, teori hubungan kerja kemanusiaan, atau the human relation theory. Hubungan antar manusia dan hubungan kemanusiaan kedua-duanya merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris human relation. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang tak sama. Hubungan antar manusia merupakan antar pesonayang bersifat lahiriah saja, kurang memperhatikan aspek kejiwaan. Sehingga tidak memberikan kepuasan psikologis. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan, apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian. Sehingga pihak lain (yang menerima informasi) merasa puas.
Pengertian hubungan kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam. Yaitu hubungan kemanusiaan dalam arti luas dan hubungan kemanusiaan dalam arti sempit. Dalam arti luas, hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan kepuasan hati. Dalam arti sempit, hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara seseorang dengan orang (orang-orang) lain dalam suatu organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai. Sehingga para pegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang tinggi serta disiplin yang tinggi.
Jadi, inti dari hubungan antar-manusia adalah hubungan yang bersifat lahiriah. Sedang hubungan kemanusiaan lebih bersifat psikologis.
Teori organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dari suatu anggapan bahwa dalam kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dari hubungan kemanusiaan (human relation). Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila didalam organisasi itu terdapat hubungan antar-pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, antara pimpinan dengan bawahan, antara bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan. Tujuan dilaksanakannya human relation adalah untuk mendapatkan :
1. Kepuasan psikologis para karyawan,
2. Moral yang tinggi,
3. Disiplin yang tinggi,
4. Loyalitas yang tinggi,
5. Motivasi yang tinggi.
manusia, teori hubungan kerja kemanusiaan, atau the human relation theory. Hubungan antar manusia dan hubungan kemanusiaan kedua-duanya merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris human relation. Hubungan antar manusia dengan hubungan kemanusiaan sesungguhnya mempunyai pengertian yang tak sama. Hubungan antar manusia merupakan antar pesonayang bersifat lahiriah saja, kurang memperhatikan aspek kejiwaan. Sehingga tidak memberikan kepuasan psikologis. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan, apabila hubungan tersebut dapat memberikan kesadaran dan pengertian. Sehingga pihak lain (yang menerima informasi) merasa puas.
Pengertian hubungan kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam. Yaitu hubungan kemanusiaan dalam arti luas dan hubungan kemanusiaan dalam arti sempit. Dalam arti luas, hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapatkan kepuasan hati. Dalam arti sempit, hubungan kemanusiaan adalah hubungan antara seseorang dengan orang (orang-orang) lain dalam suatu organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para pegawai. Sehingga para pegawai mempunyai semangat kerja yang tinggi, kerjasama yang tinggi serta disiplin yang tinggi.
Jadi, inti dari hubungan antar-manusia adalah hubungan yang bersifat lahiriah. Sedang hubungan kemanusiaan lebih bersifat psikologis.
Teori organisasi hubungan kemanusiaan berangkat dari suatu anggapan bahwa dalam kenyataan sehari-hari organisasi merupakan hasil dari hubungan kemanusiaan (human relation). Teori ini beranggapan bahwa organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran yang ditetapkan apabila didalam organisasi itu terdapat hubungan antar-pribadi yang serasi. Hubungan itu dapat berlangsung antara pimpinan dengan pimpinan yang setingkat, antara pimpinan dengan bawahan, antara bawahan dengan pimpinan, antara bawahan dengan bawahan. Tujuan dilaksanakannya human relation adalah untuk mendapatkan :
1. Kepuasan psikologis para karyawan,
2. Moral yang tinggi,
3. Disiplin yang tinggi,
4. Loyalitas yang tinggi,
5. Motivasi yang tinggi.
Apabila
didalam organisasi ada kepuasan psikologis pada diri para anggota, ada moral,
disiplin
dan motivasi yang tinggi, maka organisasi akan dapat diurus dengan mudah dan dapat berjalan lancer menuju sasaran yang ditetapkan.
Dari uraian tersebut diatas selanjutnya dapat diketahui bahwa teori organisasi human relations mengakui pentingnya hubungan antar pribadi yang harmonis,yakni hubungan yang didasarkan atas kerukunan, kekeluargaan, hormat-menghormati dan saling menghargai. Hanya dalam suasana yang demikian organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran. Disamping itu, dalam teori organisasi human relation juga dikemukakan cara-cara yang harus ditempuh oleh pimpinan untuk meningkatkan kepuasan anggota organisasi. Untuk memberikan kepuasan kepada para anggota organisasi, pimpinan dapat menaruh perhatian terhadap berbagai macam kebutuhan mereka. Dengan memenuhi berbagai macam kebutuhan para anggota, baik kebutuhan ekonomi, non-ekonomi, kebutuhan sosial maupun kultural, maka kepuasan anggota organisasi pasti akan meningkat.
Dewasa ini di Negara-negara maju ilmu human relation semakin mendapat perhatian yang besar dari para manajer di dalam organisasi apapun. Hal ini dirasa penting sehubungan dengan adanya korelasi antara pemecahan masalah yang menyangkut factor manusia didalam manajemen. Contoh adanya
benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi pada berbagai level.
Dalam bermasyarakat pun ilmu human relation sangant dibutuhkan oleh setiap orang. Karena dengan mempelajari dan memahami ilmutersebut, akan membantu individu dalam berkomunikasi dan memahami orang-orang yang ada di sekitarnya pada akhirnya dapat menghindari ataau setidaknya mengurangi adanya salah komunikasi (miscommunication) dan salah interpretasi (misinterpretation). Selain itu, dengan memahami ilmu human relation akan membawa kesuksesan dan kebahagiaan bagi setiap orang, karena seseorang akan lebih disenangi, disegani, dan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya, dimanapun ia berada.
dan motivasi yang tinggi, maka organisasi akan dapat diurus dengan mudah dan dapat berjalan lancer menuju sasaran yang ditetapkan.
Dari uraian tersebut diatas selanjutnya dapat diketahui bahwa teori organisasi human relations mengakui pentingnya hubungan antar pribadi yang harmonis,yakni hubungan yang didasarkan atas kerukunan, kekeluargaan, hormat-menghormati dan saling menghargai. Hanya dalam suasana yang demikian organisasi dapat diurus dengan baik dan dapat mencapai sasaran. Disamping itu, dalam teori organisasi human relation juga dikemukakan cara-cara yang harus ditempuh oleh pimpinan untuk meningkatkan kepuasan anggota organisasi. Untuk memberikan kepuasan kepada para anggota organisasi, pimpinan dapat menaruh perhatian terhadap berbagai macam kebutuhan mereka. Dengan memenuhi berbagai macam kebutuhan para anggota, baik kebutuhan ekonomi, non-ekonomi, kebutuhan sosial maupun kultural, maka kepuasan anggota organisasi pasti akan meningkat.
Dewasa ini di Negara-negara maju ilmu human relation semakin mendapat perhatian yang besar dari para manajer di dalam organisasi apapun. Hal ini dirasa penting sehubungan dengan adanya korelasi antara pemecahan masalah yang menyangkut factor manusia didalam manajemen. Contoh adanya
benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi pada berbagai level.
Dalam bermasyarakat pun ilmu human relation sangant dibutuhkan oleh setiap orang. Karena dengan mempelajari dan memahami ilmutersebut, akan membantu individu dalam berkomunikasi dan memahami orang-orang yang ada di sekitarnya pada akhirnya dapat menghindari ataau setidaknya mengurangi adanya salah komunikasi (miscommunication) dan salah interpretasi (misinterpretation). Selain itu, dengan memahami ilmu human relation akan membawa kesuksesan dan kebahagiaan bagi setiap orang, karena seseorang akan lebih disenangi, disegani, dan dihormati oleh orang-orang di sekitarnya, dimanapun ia berada.
B. PENGERTIAN HUMAN RELATIONS
Tidaklah mudah menterjemahkan arti kata “human relations” ke dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah terjemahannya adalah hubungan antar manusia, ini tidaklah salah tetapi terjemahan ini tidak mengandung makna human relations yang sebenarnya, sebab titik berat human relations adalah : “human-nya” atau manusianya. Factor manusia dalam relations ini bukan dalam wujudnya, melainkan sifat-sifat, watak, tingkah laku, atau aspek psikis lainnya pada diri manusia.
Dalam suatu manajemen atau suatu lingkungan kerja, human relations diperlukan, mulai dari tingkat top management sampai pada tenaga pelaksana, terlepas dari kedudukan dan jabatan mereka. Mengapa? Karena bertujuanuntuk mempererat rasa persaudaraan dan mendapatkan suatu kepuasan dari apa yang telah mereka kerjakan. Selain itu, human relations diperlukan dalam dunia bisnis dan industri, karena mempelajari bagaimana orang dapat berkerja dengan efektif dalam kelompoknya, sehingga menimbulkan suatu keputusan, dalam pencapaian tujuan organisasi maupun pencapaian tujuan personal. Hal merupakan kunci dari keseluruhan bisnis, yaitu kepuasan bagi organisasi, kelompok, perusahaan, dan perorangan.
Jika setiap orang ingin berkerja secara humoris dengan segala perbedaan pandangan, motivasi, dan pencapaian tujuan, maka setiap orang yang ada dalam kelompok kerja/dunia usaha hendaklah memahami human relations. Sehingga pekerjaan yang dilakukan bermanfaat dan dapat berproduksi dengan baik, yang pada akhirnya diharaokan mencapai kepuasan dari hasil kerja untuk individu itu sendiri maupun untuk organisasinya.
Human relations pengertiannya dibagi dua yaitu secara luas dan sempit. Human relations dalam arti luas adalah interaksi antar manusia dalam semua situasi atau semua bidang kehidupan, untuk mencapai kepuasan. Dengan demikian human relations dalam arti luas dapat terjadi dimana saja, seperti dirumah, di jalanan, dalam kendaraan, dan lain-lain dimana setiap dapat melakukkannya dengan komunikasi yang baik, sehingga saling memuaskan indiidu yang terlibat di dalammnya
Tidaklah mudah menterjemahkan arti kata “human relations” ke dalam bahasa Indonesia. Secara harfiah terjemahannya adalah hubungan antar manusia, ini tidaklah salah tetapi terjemahan ini tidak mengandung makna human relations yang sebenarnya, sebab titik berat human relations adalah : “human-nya” atau manusianya. Factor manusia dalam relations ini bukan dalam wujudnya, melainkan sifat-sifat, watak, tingkah laku, atau aspek psikis lainnya pada diri manusia.
Dalam suatu manajemen atau suatu lingkungan kerja, human relations diperlukan, mulai dari tingkat top management sampai pada tenaga pelaksana, terlepas dari kedudukan dan jabatan mereka. Mengapa? Karena bertujuanuntuk mempererat rasa persaudaraan dan mendapatkan suatu kepuasan dari apa yang telah mereka kerjakan. Selain itu, human relations diperlukan dalam dunia bisnis dan industri, karena mempelajari bagaimana orang dapat berkerja dengan efektif dalam kelompoknya, sehingga menimbulkan suatu keputusan, dalam pencapaian tujuan organisasi maupun pencapaian tujuan personal. Hal merupakan kunci dari keseluruhan bisnis, yaitu kepuasan bagi organisasi, kelompok, perusahaan, dan perorangan.
Jika setiap orang ingin berkerja secara humoris dengan segala perbedaan pandangan, motivasi, dan pencapaian tujuan, maka setiap orang yang ada dalam kelompok kerja/dunia usaha hendaklah memahami human relations. Sehingga pekerjaan yang dilakukan bermanfaat dan dapat berproduksi dengan baik, yang pada akhirnya diharaokan mencapai kepuasan dari hasil kerja untuk individu itu sendiri maupun untuk organisasinya.
Human relations pengertiannya dibagi dua yaitu secara luas dan sempit. Human relations dalam arti luas adalah interaksi antar manusia dalam semua situasi atau semua bidang kehidupan, untuk mencapai kepuasan. Dengan demikian human relations dalam arti luas dapat terjadi dimana saja, seperti dirumah, di jalanan, dalam kendaraan, dan lain-lain dimana setiap dapat melakukkannya dengan komunikasi yang baik, sehingga saling memuaskan indiidu yang terlibat di dalammnya
.
Human
relations dalam arti sempit adalah interaksi dalam situasi kerja di suatu organisasi, yang bertujuan untuk
membangkitkan seseorang agar dapat bekerjasama, produktif, dan memiliki
keputusan.
Dengan adanya human relations diharapkan, dalam suatu manajamen dapat saling membantu sehingga gairah kerja dapat mengarah pada keadaan yang lebih produktif. Dalam pergaulan sehari-hari, KC Ingram mengatakan bahwa sukses dan kebahagiaan kita tergantung dari sikap dan tindakan-tindakan orang lain. Sikap orang lain ini bergantung dari sikap dan kelakuan kita. Di sini Ingram menekankan bahwa sukses seseorang di dalam masyarakat bergantung pada sikapnya sendiri.
Max Schoen mengemukakan bahwa manusia kehilangan pekerjaannya, lebih banyak disebabkan oleh sifat-sifat yang dianggap “aneh”, daripada karena kekurangannya dalam bidang teknik atau karena tidak begitu terampil.
Pendapat dari Max Schoen didukung oleh Ingram, bahwa kita perlu menentukan sikap dan pergaulan dengan bersikap ramah, kata-kata yang menyenangkan dan menghargai orang lain, sebelum orang lain melakukan sesuatu untuk diri kita.
C. HUMAN RELATIONS(dalam arti luas)
Dengan adanya human relations diharapkan, dalam suatu manajamen dapat saling membantu sehingga gairah kerja dapat mengarah pada keadaan yang lebih produktif. Dalam pergaulan sehari-hari, KC Ingram mengatakan bahwa sukses dan kebahagiaan kita tergantung dari sikap dan tindakan-tindakan orang lain. Sikap orang lain ini bergantung dari sikap dan kelakuan kita. Di sini Ingram menekankan bahwa sukses seseorang di dalam masyarakat bergantung pada sikapnya sendiri.
Max Schoen mengemukakan bahwa manusia kehilangan pekerjaannya, lebih banyak disebabkan oleh sifat-sifat yang dianggap “aneh”, daripada karena kekurangannya dalam bidang teknik atau karena tidak begitu terampil.
Pendapat dari Max Schoen didukung oleh Ingram, bahwa kita perlu menentukan sikap dan pergaulan dengan bersikap ramah, kata-kata yang menyenangkan dan menghargai orang lain, sebelum orang lain melakukan sesuatu untuk diri kita.
C. HUMAN RELATIONS(dalam arti luas)
Human
relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang akan dilakuakan oleh
seorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam
semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada
kedua pihak. Jadi human relations dalam arti luas dilakukan di mana saja: di
rumah, di jalan, di pasar, di toko dan sebagainya.
Contohnya;
human relations yang terjadi pada suami dengan istrinya. Suami melakukannya
dalam situasi tatap muka, secara psikologis dan manusiawi, sehingga timbul
kebahagian dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.
Jadi
contoh human relations dalam situasi rumah tangga out berhasil, kalau sikap
(anttitude), pernyataan (opinion) dan tingkah laku (behavior) sang istri tadi
sama, yakni puas hatinya lahir batin.
Bagi
seorang pemimpin (apapun jabatannya), human relations dalam segala situasi ini
penting dilaksanakan, karena dalam segala situasi ini penting dilaksanakan, karena
akan mencerminkan pribadinya dan citra organsasi yang dipimpinnya. Suksesnya
seseorang dalam melaksanakan human relations, karena ia berkomunikasi secara
etis: ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang lain.
D.
HUMAN RELATIONS (dalam arti sempit)
Human
relations dalam arti seepit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work
situations) dam dalam organisasi kekaryaan (work organitatios) dengan tujuan
untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang
produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.
Human
relations dalam organisasi kekaryaan inilah yang baik banyak diteliti dan
dipraktekkan di negara-negara yang sudah maju, terutama dalam bidang ekonomi
sektoer industri. Sebabny aialah karena ternyata perkembangan masyarakat
sebagai akibat kemajuan teknologi telah menimbulkan barbagai pengaruh kepada
individu-individu yang merupakan tenaga kerja (manpower), ayang sering
menghambat lancarnya pekerjaan.
Human
relations dapat diusahakan untuk menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi,
mencegah salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabeat
manusia (Norman R.F. Milaer, 1963: hal vii).
Jadi
human relations dalam organisasi kekayaan adalah komunikasi persuasif antara
orang-orang yang berada dapam struktur formal untuk mencapai suatu tujuan.
Misalnya antara seorang menejer/pimpinan dengan bawahannya terdapat struktur
formal antara yang memimpin dan yang dipimpin. Karena itu sering human relations
dalam organisasi kekaryaan ini sering dinamakan “organization human relations”.
Dalam artian human relations bukan suatu keadaan yang psif, melainkan suatu
aktivitas.
Oleh
sebab itu human relations adalah seni dan ilmu pengetahuan terapan (applied art
and science). Dan dipandang dari sudut seorang pimpinan yang bertanggung jawab
untuk memimpin sebuah kelompok, human relations adalah pengintegrasian
orang-orang ke dalam suatu situasi kerja yang mengggiatkan mereka untuk bekerja
bersama-sama serta dengan rasa puas, baik kepuasaan ekonomis, psikologis maupun
ke.puasan sosial. Singkatannya, human relations adalah pengembangan usaha
kelompok karyawan secara produktif dan memuaskan
E.
RUANG LINGKUP HUMAN RELATIONS
Masalah
human relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses yang menyangkut watak,
sifat, perangai, kepribadian, sikap dan tingkah laku menuju suatu kepuasan
hati. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini berlangsaung pada dua atau
tiga orang yang terlibat dengan hubungan komunikatif, yaitu komunikasi antar
persona yang karena sifatnya dialogis, maka masing-masing tahu, sadar dan
merasakan efeknya. Jika kesemuanya merasa bahagia, maka orang yang melakukkan
kegiatan human relations itu berhasil. Apabila tidak menimbulkan rasa puas,
human relations itu gagal. Human relations sebagai suatu aktivitas itu tidak
mudah dilaksanakan, adalah benar.Jika seseorang ingin sukses
dalam kehidupannya, human relations adalah salah satu cara untuk dapat
dipergunakan; lebih-lebih bagi seorang pimpinan, baik dalam organisasi ataupun
dalam bidang apapun. Dalam hubungan ini ia harus memehami ilmu komuniaksi dan
ilmu jiwa, meskipun hanya sedikit. Akan lebih baik jika mempelajari secara
mendalam.
F.
KUNCI AKTIVITAS HUMAN RELATIONS
Kunci
aktivitas human relations adalah motivasi (motivation) memotivasikan para
karyawan untuk bekerja giat berdasarkan kebutuhan mereka secara memuaskan,
yakni kebutuhan akan upah yang cukup bagi keperluan hidup keluarganya
sehari-hari, kebahagian keluarganya, kemajuan dirinya sendiri dan lain
sebagainya.
Bahwa
untuk memuaskan hati seluruh karyawan seorang demi seorang tidak mudah, ini
memang tak dapat disangkal; kebagian seorang karyawan yang mendapat kenaikan
gaji mungkin menyebabkan beberapa teman sejawatnya tidak merasa senang. Akan
tetapi lingkungan dan suasana yang bisa membantu seluruh karyawan memperoleh
kebahagiaan, akan dapat diciptakan dan diadakan. Dalam hal ini seorang pimpinan
kelompok harus berpikir secara situasional dalam rangka mencapai tujuannya.Metode-metode yang dibakukan merupakan
cara terbaik dalam melaksanakan tugas, para pekerja dilatih agar mengikuti
metode tersebut, kemudian Para bawahan
tidak diberi kesempatan untuk diawasi secara ketat. mengembangkan kreativitas dan kemandiriannya,
dan hanya dilatih untuk Manusia-manusia menjadi loyal saja . Model
Human Relations .
Menerima prinsip dasar mengenai spesialisasi2dianggap
makhluk sosial. Mengkritik tajam tugas, ketertiban, stabilitas dan pengendalian Manajemen harus
perlakuan terhadap
pekerja semata-mata sebagai mesin.
membantu orang untuk memenuhi hasrat alamiahnya untuk memiliki,
merasa Asumsi: orang ingin diperlakukan sebagai bagian penting organisasi. sebagai manusia, pengakuan atas hasrat dan kebutuhan
pribadinya. CARA: Melibatkan mereka
dalam dalam keputusan (kondisi Mendengar keluhannya
Namun, tekanan pada unsur manusia
kerja) sehingga
moral meningkat lebih dikaitkan pada
peningkatan produktivitas, efisiensi dan
Jadi sekedar alat (kedok semata untuk meningkatkan efektivitas. Orang-orang produktivitas kerja mereka. . Model Manajemen SDM Asumsi: Orang-orang
mempunyai keinginan
untuk diterima, status dan pengakuan.
SDM menginginkan kesempatan untuk mengembangkan seluruh
kemampuannya dianggap mempunyai potensi
untuk berkembang dan dikembangkan Peranan
sebagai Controller manager pada Model Tradisional: Asumsi: Tujuan organisasi bersifat (pengawas/pengendali/pengatur) diketahui dan stabil, sehingga tugas-tugas
dapat disusun secara Jika manager
memerinci tugas dan prosedur secara jelas,
rasional, menyeleksi dan melatih secara tepat, mengupah
secara adil, maka pegawai manajer berhak
melakukan koreksi jika terjadi2akan setia dan taat. penyimpangan dari tujuan organisasi. Peranan
Manager pada Model Human Sebagai
Controller dan mengakui kebutuhan ego serta kebutuhan
Relation Ia diharapkan mengambil langkah-langkah
untuk menjamin sosial manusia
menekankan perilaku-perilaku kerjasama dan ketaatan para anggota. seperti pemberian pujian terhadap kinerja
pegawai dan membicarakan hal-hal sehari-hari dengan para anggota karena
dipandang sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan menjamin adanya
kerjasama. Peranan developer
(pengembang) dan fasilitator Manager pada Model MSDM
Manager bekerjasama dengan atasan, rekan kerja yang performansi
setingkat dan bawahan-bawahannya di dalam perumusan tujuan-tujuan
dan Bersamaan dengan itu, prosedur-prosedur dari unit kerja masing-masing kemampuan-kemampuan dari para anggota
diasumsikan akan berkembang Terdapat
perbedaan yang tegas Rancangan Pekerjaan: Model Tradisional Manager dan stafqantara
pekerjaan-pekerjaan thinking dan doing.
pembantunya bertanggung jawab menentukan kewajiban-kewajiban pekerja,
prosedur dan metode untuk melaksanakan pekerjaan, memerinci mekanisme kerja,
menentukan langkah-langkah yang harus diambil dan aturan-aturan Hal-hal yang tidak termasuk dalam uraianqyang harus ditaati/diikuti. tugasnya harus diserahkan pada pimpinannya.
Rancangan Pekerjaan pada Model
tradisional masih tetap dipertahankan, tetapi Human Relation Masih ada pemisahan yang mulai memberi
perhatian pada human needs. tegas antara
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat thinking dan
Manager mulai menaruh pekerjaan-pekerjaan yang bersifat doing. perhatian pada human needs dari para anggota
unit kerjanya anggota mulai diberi
kesempatan ikut terlibat dalam urusan-urusan unit Atasan mulai mengembangkan kelompok kerja
yang kompak danqkerjanya
suportif untuk mengurangi friksi-friksi kepribadian yang dapat Manager mulai memperhatikanqmengganggu performansi unit kerja. aktivitas-aktivitas untuk mengurangi
kebosanan para angg. Rancangan Pekerjaan pada MSDM diharapkan dapat mencapai tingkat performansi
organisasi yang lebih tinggi dengan cara memanfaatkan seoptimal mungkin segenap
kreativitas, Asumsi: kemampuannya menjadi lebih self directing dan self
control. melalui pemanfaatan kemampuan
self directing dan self controling , pelibatan anggota dalam
pekerjaan-pekerjaan thinking diharapkan para
Melalui pelibatan para anggota secaraqanggota
memperoleh kepuasan. aktif dalam
penetapan tujuan dan rencana-rencana kerja, diharapkan tumbuh perasaan ikut
memiliki, dan tumbuh sikap konsisten dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan.
Nilai-nilai yang Bersaing dalam v Nilai Keadilan Sosial (kesamarataan Sosial)
MSDM Sektor Publik: Nilai Nilai
Effisiensi Administratif Nilai Political Responsiveness Pekerjaan-pekerjaan pada Hak-hak individu 1. Nilai Keadilan Sosial organisasi publik merupakan sumber
penghasilan. Karena itu pemerintah Nilai
keadilan sosial hanya bisa kita peroleh melalui
harus adil. fungsi procurement (fungsi pengadaan).
Seringkali karena kita akan menggunakan nilai keadilan sosial, kita terpaksa
menerima orang-orang Dalam menjalankan
fungsi procurement kita harus yang under qualities.
representativess. Kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan adalah Salah satu kebijakan yang seleksi, promosi representativeness. diarahkan untuk mendukung Nilai keadilan
Sosial adalah Affirmative Action, suatu aturan pemerintah yang melarang eksklusivisme.
Pemerintah diharapkan lebih responsif
Political
Responsiveness qterhadap
masyarakat dan peka terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Disebut political karena berhubungan dengan
berbagai interest (kepentingan masyarakat). Ini dihubungkan dengan alokasi (pembagian jabatan). Nilai Efisiensi Administratif Nilai efisiensi
administratif apakah input adalah perbandingan terbaik antara input dan output. Input input diperkecil, out put lebih besar
diperkecil, output sama input
diperbesar output besar Hal iniqsama output lebih besar dibicarakan dalam konteks pengembangan Human
Resources karena semua training diarahkan agar
organisasi itu tidak rugi. Nilai Hak Asasi
Individu Yaitu hak-hak sebagai seorang pegawai dalam suatu organisasi. apakah apakah pegawai mendapatkan perlakukan
yang adil/tidak, Misal: apakah mereka
bekerja pada mereka mendapat uang makan atau tidak, apakah beban yang apakah kotor/bersih, ruang yang terang/gelap, diberikan terlalu banyak/sedikit dibandingkan
individu lainnya.
Ada
beberapa pakar yang berpendapat mengenai definisi tentang organisasi, yaitu :
James D. Mooney mengatakan,
“organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama”
Hicks (1972) berpendapat bahwa,
“…sebuah organisasi merupakan sebuah proses terstruktur di mana orang-orang
berinteraksi untuk mencapai sasaran-sasaran”.
Stones, Wankel (1978) mengemukakan,
“…istilah organisasi mempunyai dua macam arti umum. Pertama, berkaitan
dengan sebuah lembaga atau kelompok fungsional. Kedua, ia berhubungan
dengan proses pengorganisasian, yakni cara pekerjaan diatur dan dialokasi
antara anggota-anggota organisasi yang bersangkutan sehingga tujuan organisasi
tersebut dapat dicapai secara efisien
Ernest Dale, “Organisasi adalah
suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan
pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam
suatu kerja kelompok
Dalam teori human relations,
organisasi lebih menekankan pentingnnya aspek psikologis dan sosial karyawan
sebagai individu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Teori ini muncul karena ketidak
puasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnnya menghasilkan
efisiensi produksi dan keharmonisan kerja dalam organisasi. Para manajer masih
menghadapi kesulitan-kesulitan karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola
perilaku yang sesuai dengan kriteria perusahaan yang telah ditentukan. Para
manajer dirangsang untuk bersikap lebih kooperatif dengan karyawan, memperbaiki
lingkungan sosial ditempat bekerja, dan memperkuat citra diri para pekerja
secara individual.
Dengan ketidak puasan teori klasik
tentang organisasi, beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik
dengan pandangan sosiologi dan psikologi, diantaranya :
Hugo Munsterberg (1963-1916). Seorang ahli psikolog dan filsafat
jerman, mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat
dilakukan dengan melalui tiga cara :
1.
Penemuan
best possible pers
2. Penciptaan best possible work
3.
Penggunaan
best possible effect
Ketiga cara ini digunakan untuk
memotivasi karyawan agar dapat bekerja secara optimal, sehingga tingkat
produktifitas akan meningkat.
Elton Mayo (1880-1949). Menarik kesimpulan bahwa, untuk
menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa
karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan
psikologi apa yang memotivasi mereka.
Marry Parker Follett (1868-1933). Beranggapan bahwa para manajer
bertanggung jawab dalam memotivasi para pekerja mereka untuk mengupayakan
tujuan-tujuan keorganisasian secara antusias dan bukan sekedar untuk memenuhi
perintah.
Kurt Lewin (1890-1947). Mempelajari dampak berbagai macam
tipe kepemimpinan, yang mana para manajer harus mampu bekerja dengan dan
memimpin kelompok-kelompok kerja.
Chester I. Barnard (1886-1961). Menganjurkan pelatihan karyawan,
proses-proses kelompok, dan hubungan manajemen yang memajukan kerjasama antara
para karyawan dengan para supervisor mereka.
Untuk mencapai hasil yang maksimal
dalam peningkatan produktifitas, maka seorang manajer perlu untuk memahami
aspek-aspek sosial dan psikologi yang mendorong para karyawan dapat melakukan
kerjasama yang optimal dalam meningkatkan produktifitas, sehingga tujuan yang
telah ditentukan akan tercapai.
Dalam Teori human relations telah
mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
a. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap
orang dalam proses pengambilan keputusan.
b. Perluasan kerja (job enlargement)
sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen bottom-up yang akan
memberikan kesempatan kepada para yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan manajemen puncak.
BAB
III
KESIMPULAN
E.
KESIMPULAN
Human
relations adalah masalah rohaniah, yaitu proses yang menyangkut watak, sikap,
perangai, kepribadian sikap dan tingkah laku menuju suatu kebahagiaan atau
kepuasan hati. Dalam artian luas adalah komunikasi persuasuf yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan
dalam semua bidang kehidupan, segingga menimbulkan kebahagian dan kepuasan
hati.
Sedangkan
human relations dalam sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan secara
tatap muka dalam situasi kerja (work situations) dengan tujuan untuk menggugah
kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan
perasaan bahagia dan kepuasan hati untuk mencapai suatu tujuan
F.SARAN
“Semoga
makalah ini menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua untuk memahami teori organisasi
human relations, untuk meningkatkan pemahaman kita dalam berorganisasi untuk
mencapai suatu tujuan”
“Sebagai
seorang mahasiswa jangan batasi diri kita untuk menuntut lmu karna ilmu sangat
luas dan jadikan makalah ini sebagai
konsep pembelajaran untuk kita semua”
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah swt., atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dibuat
untuk di jadikan sebagai bahan
pembelajaran . Dalam penulisan makalah ini, Tentunya masih ada kekurangan yang
di karenakan kami memiliki keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu dalam
rangka melengkapi kesempurnaan dari penulisan makalah ini diharapkan adanya
saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Pada kesempatan ini, tak lupa penulis menghaturkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan pemikiran
dalam penulisan makalah ini dan selalu memberikan motifasi yang tak
bosan-bosannya.
Akhirnya kepada Allah swt., penulis memohon kiranya segala bantuan,
baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis dapat memperoleh imbalan
pahala dan ridha-Nya
Sengkang, April 2014
Penulis,
DEDI USMAN dkk…
Judul
Makalah
TEORI ORGANISASI HUMAN RELATION
DISUSUN
OLEH :
DEDI
USMAN
BUSTAM
EDI
SAPUTRA
BESSE
ANTI
DEWI
TRIANA
BESSE
MENDENG
KELAS. IVB
SEKOLAH TINGGI ILMU
ADMINISTRASI NEGARA
(STIA)
PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2014
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................
i
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Teori Human Relation................................................................... 1
B. Pengertian Human Relation........................................................ 2
C. Human Relation(dalam arti luas)................................................
3
D.Human Relation(dalam arti
sempit)…………………………………………. 3
E.Ruang lingkup Human
Relation……………………………………………….. 4
F.kunci aktifitas Human
Relation……………………………………………….. 4
BAB
III KESIMPULAN
A. KESIMPULAN.................................................................................
11
B. SARAN............................................................................................
11
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 12
ini semua di ambil dari buku apa ya? ada referensi nya yang lebih jelas tidak? mohon bantuannya
BalasHapus